Indoposnewsid_Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kolaborasi dengan Institute of Nuclear and New Energy Technology (INET) Tsinghua University di bidang nuklir. Kerjasama keduanya sudah terjalin sejak 2017.
Plt. Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) BRIN Syaiful Bakhri mengatakan, melalui program Joint Laboratory, kolaborasi ini berfokus pada peningkatan kapasitas periset. Khususnya dalam pengembangan reaktor High Temperature Gas-cooled Reactor Technology (HTGR).
“INET Tsinghua University sudah mengerjakan HTGR sejak 1970an. Sekarang mereka sudah memiliki reaktor komersil. Sudah membangun dan mempunyai 200 megawatt elektrik yang beroperasi. Sangat penting bagi kita untuk meningkatkan kompetensi dengan belajar langsung dari mereka yang sudah advance,” kata Syaiful, dalam Joint Seminar BRIN – INET Tsinghua University, di Kawasan Sains dan Teknologi B.J. Habibie, Tangerang Selatan, Kamis (20/6).
Menurutnya, selain dapat meningkatkan pengetahuan, kolaborasi ini sekaligus memberikan inovasi baru terkait desain reaktor bagi periset BRIN. Banyak hal yang perlu kita kejar dari mereka, terutama dari kompetensi SDM serta infrastruktur.
Pihaknya memerlukan kelengkapan pendukung untuk kolaborasi, baik berupa perangkat lunak maupun perangkat keras.
“Sehingga, teknologi reaktor yang dikembangkan oleh INET Tsinghua University dapat juga dikembangkan di Indonesia, dengan memanfaatkan komponen lokal,” kata Syaiful.
Syaiful menjelaskan, kerja sama ini tidak hanya dalam hal knowledge capacity building, tetapi masuk ke dalam joint development.
Dirinya berharap, BRIN dapat bekerja sama dengan INET Tsinghua University dalam menciptakan reaktor HTGR yang akan dibangun oleh BRIN dengan desain yang proven dan diakui oleh BAPETEN.
“Jika demo plant ini sudah proven dan establish, maka akan diarahkan ke komersial yang bisa digunakan untuk menyuplai listrik, tidak hanya in house powerplant itu sendiri,” harapnya.
Sementara Kepala Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir (PRTRN) BRIN Topan Setiadipura menyampaikan, kerja sama BRIN dengan INET Tsinghua University dilakukan sejak 2017, hingga pada 2019 memiliki international joint laboratory on HTGR.
“Kita belajar tentang HTGR khususnya Pebble-bed Reactor (PBR). INET Tsinghua University berpengalaman mendesain dan membangun reaktor HTGR, khususnya tipe PBR,” ungkapnya.
Terkait peningkatan kapasitas SDM, dari PRTRN BRIN saat ini ada sebelas orang yang terlibat dalam dua bidang riset. Yang pertama adalah bidang fisika reaktor untuk mendesain dan analisis keselamatan, dan yang kedua adalah simulator yang lebih dekat kepada operasi HTGR.
Sementara itu, perwakilan INET Tsinghua University, Sun Yuliang mengungkapkan, kerja sama yang dilakukan antara pihaknya dengan BRIN bentuk utamanya adalah penelitian bersama.
“Kita telah memilih topik-topik yang menjadi kepentingan bersama untuk dilakukan penelitian bersama. Misalnya, pengembangan teknologi reaktor, kajian desain reaktor, simulasi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), analisis keselamatan, aspek perizinan PLTN dan juga model proyek, serta potensi lokalisasi,” paparnya.
Sun melihat dalam setahun terakhir, kerja sama ini berjalan sukses. Di masa depan, ia ingin melihat dan berharap dapat menghasilkan lebih banyak keluaran yang memiliki hasil lebih banyak dari Joint Lab kita bersama.
Lebih lanjut dikatakannya, beberapa waktu belakangan, terlihat dinamika positif di seluruh dunia terkait pengembangan nuklir.
“Banyak negara, termasuk negara-negara berkembang semakin tertarik untuk mewujudkan opsi nuklir. Tiongkok tentu saja selalu sangat aktif, sangat positif dalam hal pengembangan tenaga nuklir,” ujar Sun.
Dia menyebut saat ini, khususnya dalam kerangka kebijakan dekarbonisasi, nuklir mempunyai potensi lebih besar untuk memainkan perannya.
“Kami juga ingin melihat bahwa hal ini juga akan terjadi di Asia Tenggara, termasuk Indonesia,” katanya.