Gandeng Australia, Latih Kuratorial Profesional Museum

Indoposnewsid_Dinas Kebudayaan (Disbud) DKI Jakarta menggelar Pelatihan Signifikansi di Pusat Konservasi Cagar Budaya (PKCB) DKI Jakarta 27 – 28 Juni 2024 lalu.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana mengatakan, kegiatan yang dilakukan secara hibrid ini merupakan bagian dari Australia-Indonesia Museums (AIM) Projec. Tujuannya untuk membangun kemitraan jangka panjang antara profesional museum Indonesia dan Australia melalui pelatihan, pertukaran pengetahuan, dan pameran yang dikurasi bersama.

“Pelatihan Signifikansi ini sangat bermanfaat untuk memperkaya kajian koleksi museum-museum di Kota Jakarta. Harapannya, melalui pelatihan ini pengunjung museum dapat semakin teredukasi dan koleksi museum di Jakarta juga semakin kaya informasinya,” kata Iwan dalam keterangannya.

Iwan melanjutkan, kegiatan ini ditujukan sebagai kerja sama pemerintah dan kemitraan internasional dalam meningkatkan praktik museum. Yang didanai oleh Australia-Indonesia Institute dari Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia.

Bekerja sama dengan Deakin University (Australia), Western Australian Museum (WAM) dan Southeast Asian Museum Services (SEAMS). Pelatihan ini menghadirkan beberapa pembicara internasional dalam bidang permuseuman seperti Melathi Saldin, Dosen Studi Warisan Budaya dan Museum dari Deakin University.Gaye Sculthorpe, Profesor Riset dari Studi Warisan Budaya dan Museum, Deakin University.Corioli Souter Kepala Departemen Warisan Maritim, Western Australian Museum.

Pelatihan ini menggunakan Signifikansi 2.0 yaitu panduan untuk menilai signifikansi koleksi yang telah disesuaikan dengan konteks museologi Indonesia. Pendekatan ini banyak digunakan di sektor museum Australia.

Menawarkan metode sistematis untuk menilai signifikansi objek museum, mempertimbangkan provenans atau sumber dan sejarah kepemilikan karya seni, konteks, dan tema yang lebih luas.

“Selain itu, ada juga pelatihan interaktif dan aplikasi praktis bagi para peserta yang dipilih dari museum-museum di bawah Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta. Pada pelatihan ini. Ada sesi interaktif, kerja kelompok, dan aplikasi praktis dari metode signifikansi pada koleksi dari Museum Sejarah Jakarta yang bertujuan untuk membekali profesional museum dengan keterampilan menilai dan menginterpretasi signifikansi koleksi mereka dalam memperkaya keterlibatan dan pemahaman publik,” jelas Iwan.

Setelah pelatihan ini, objek-objek terpilih akan didigitalisasi termasuk pemindaian 3D dan dokumentasi video untuk memperbarui pameran digital ‘Pameran Tetangga’ (www.tetanggaexhibition.com). Inisiatif ini menegaskan komitmen AIM Project untuk memanfaatkan teknologi digital guna meningkatkan akses ke warisan budaya. Kurator yang terlibat dalam pelatihan ini akan berperan penting dalam memilih dan melakukan penelitian terhadap objek-objek yang akan dipamerkan.

Pelatihan Signifikansi dibuka oleh Anggota Dewan Australia-Indonesia Institute Elena Williams dari Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia dan dihadiri oleh Kepala Pusat Konservasi Cagar Budaya (PKCB) Norviadi Setio Husodo, serta diresmikan oleh Linda Enriany, Kepala Bidang Pelindungan Kebudayaan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta.