Revitalisasi Monumen Pembebasan Irian Barat

Indoposnewsid_Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma mendampingi Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono pada peninjauan revitalisasi Monumen Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng, Jumat (13/9).

Dhany mengatakan pihaknya mendampingi Pj Gubernur terkait rencana revitalisasi Monumen Pembebasan Irian Barat yang berlokasi di Lapangan Banteng.

“Jadi hari ini kita mendampingi Pak Pj Gubernur dalam rencana kaitan revitalisasi Monumen Pembebasan Irian Barat yang terakhir itu pemeliharaannya di tahun 2013. Makanya, hari ini dikunjungi untuk melihat kesiapannya,” kata Dhany dalam keterangannya.

Dijelaskan Dhany, kegiatan ini juga ada acara tasyakuran yang melibatkan anak dan cucu dari pembuat monumen ini.

“Hari ini sekaligus juga ada tasyakuran yang melibatkan anak dan cucu dari pembuat monumen ini, kaya anak dari Elsilaban, Edi Suarso. Pak Pj Gubernur menyambangi mereka sekaligus memberikan suport untuk melakukan revitalisasi yang diinisiasi oleh Dinas Kebudayaan,” tegasnya.

Dhany melanjutkan, revitalisasi Ini sudah mulai, targetnya dua bulan akan rampung. Ini hanya merevitalisasi. Tanpa merubah bentuk karena ini merupakan sejarah dan cagar budaya yang harus tetap dilestarikan.

Dhany berharap kepada generasi muda untuk terus mengingat sejarah yang terjadi di Lapangan Banteng.

“Harapannya mudah-mudahan Lapangan Banteng ini terus menjadi ikon yang merupakan tempat bersejarah yang tetap terus diingat oleh generasi penerus,” katanya.

Selain itu dilansir dari Kemdikbud, dijelaskan bahwa Monumen Pembebasan Irian Barat didirikan untuk memperingati kembalinya Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia pada 1962, yang sebelumnya diklaim oleh Belanda.

Irian Barat, yang kala itu dinamai Nederlands-Nieuw Guinea, telah menjadi jajahan Belanda sejak tahun 1828. Walaupun Indonesia telah merdeka pada tahun 1945, Belanda baru mengakui kedaulatannya pada tahun 1949 tanpa melepaskan Irian Barat.

Monumen yang berlokasi di tengah-tengah Taman Lapangan Banteng tingginya menjulang mencapai ±35 meter. Patung di puncak monumen dikerjakan oleh Edhi Sunarso dan tim Sanggar Keluarga Arca Yogyakarta (Trisno, Askabul, Sarpomo, Mon Mujiman, Suwandi, dan Suwardi), sementara arsitektur monumen dirancang oleh Friedrich Silaban.

lde pembentukan monumen berasal dari Presiden Soekarno, kemudian diterjemahkan oleh Henk Ngantung dalam bentuk sketsa yang pada saat itu tercetus dari pidato Soekarno di Yogyakarta.

Figur dari patung tersebut adalah seorang lelaki bertelanjang dada berdiri agak condong ke belakang, kedua kaki merentang, dan tangan terentang ke atas memutuskan rantai.

Mulutnya terbuka lebar seolah-olah meneriakkan kata merdeka. Monumen ini merupakan simbolisasi rakyat Irian Barat yang melepaskan diri dari belenggu kolonial Belanda. Monumen Pembebasan Irian Barat diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 17 Agustus 1963

Tentang Monumen Pembebasan Irian Barat :
Seniman :
Edhi Sunarso
Ars. Monumen
Friedrich Silaban

Judul Karya :
Monumen Pembebasan Irian Barat

Media :
Perunggu
Tahun
1963
Ukuran
Tinggi patung ±11 m, vootstuk 20 m dari jembatan dan 25 m dari landasan bawah
No. Reg. BPAD 000006

Lokasi :
Taman Lapangan Banteng, Jakarta Pusat
Pengelola :
Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi DKI Jakarta
Pemilik :
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta