BTN dan Syailendra Capital Kerjasama Pasarkan Dua Produk Reksa Dana Unggulan

Indoposnewsid_PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) berkolaborasi dengan Syailendra Capital, salah satu dari 10 perusahaan manajer investasi dengan dana kelolaan terbesar di Indonesia.

Kerja sama ini ditandai dengan hadirnya dua produk reksa dana unggulan milik Syailendra Capital, Syailendra Pendapatan Tetap Premium (SPTP) untuk nasabah yang memiliki profil risiko moderat dan Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund (SMSCI).

Direktur SME and Retail Funding BTN Muhammad Iqbal mengatakan, BTN sangat menyambut baik sinergi dengan Syailendra Capital dalam menghadirkan pilihan investasi reksa dana untuk nasabah.

“Kerja sama ini diyakini dapat meningkatkan layanan reksa dana dengan memberikan pilihan produk yang sesuai dengan karakteristik investasi dan profil risiko nasabah,” kata Iqbal dalam keterangannya.

Iqbal mengungkapkan, BTN berharap ke depan bisa menjadi salah satu top of mind nasabah dalam melakukan investasi reksa dana.Itulah yang mendasari kami untuk menyambut kolaborasi dengan salah satu bank yang paling dikenal oleh masyarakat Indonesia, BTN.

Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund (SMSCI) Kelas A merupakan reksa dana indeks yang dikelola untuk memperoleh hasil investasi menyerupai indeks MSCI Indonesia Value.

Produk ini bisa diakses secara digital melalui aplikasi BTN Mobile ataupun secara offline melalui tenaga profesional BTN yang dapat memberikan portfolio advisory service yang telah tersebar di seluruh kota besar di Indonesia.

Produk ini berisi saham-saham large cap/blue chip (berkapitalisasi besar) yang undervalued (murah), sehingga berpotensi memberikan performa optimal dalam jangka panjang.

Per 23 September 2024, selama 3 tahun terakhir, SMSCI berhasil mencetak return sebesar 30,85%, mengalahkan indeks harga saham gabungan yang berkinerja 26,58% pada periode yang sama.

Sedangkan, Syailendra Pendapatan Tetap Premium (SPTP) merupakan Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT), dengan fokus mengalokasikan dana 80%-100% pada Efek Bersifat Utang (Obligasi) Pemerintah maupun Korporasi.