Indoposnewsid_Dalam debat pertama Pilgub Banten 2024 menampilkan Paslon 01, Airin Rachmi Diany – Ade Sumardi dan Paslon 02, Andra Soni – Dimyati Natakusumah. Acara itu digelar Rabu malam di Auditorium Menara Bank Mega Kompleks Trans Media, Jakarta (16/10).
Debat pertama tersebut mengangkat tema Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat dan Akselerasi Pembangunan Berkeadilan di Provinsi Banten.
Dalam pemaparannya, Airin Rachmi Diany menyampaikan soal pemerataan pembangunan di Provinsi Banten. Termasuk soal pendidikan, kesehatan dan juga mengubah wajah Kota Serang yang merupakan ibukota Provinsi Banten, menjadi kota MICE (Meeting, Incentive, Convention dan Exhibition).
Tentunya kehadiran MICE dapat mendukung kemajuan daerah dari sektor pariwisata.Sebagai koordinator seorang gubernur dapat mendukung Serang menjadi kota MICE. Sehingga dapat meningkatkan potensi pendapatan asli daerah Kota Serang dan percepatan pembangunan.
Dijelaskan Airin banyak Ruang Terbuka Publik (RTP) dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang dapat menjadi destinasi warga untuk berekreasi.
“Hal itu juga dapat menjadi upaya guna meningkatkan kebahagiaan warga Banten,” kata Airin.
Punya sport center yang belum maksimal. Bisa dimaksimalkan sebagai Civic Center (pusat kota) yang kebermanfaatannya bisa digunakan UMKM, olahraga, sehingga ada bonding (ikatan) antar masyarakat di Kota Serang dan sekitarnya, bahwa Banten itu milik kita bersama.
Sedangkan Ade Sumardi mengutarakan bahwa pada saat dirinya menjabat di DPRD Kabupaten Lebak, ia juga srbagai pelopor pembentukan Komisi Transparansi dan Partisipasi (KTP). Untuk mendorong adanya keterbukaan informasi publik di Banten.Hal itu menjadi penting karena transparansi itu milik rakyat.
“APBD harus ada di warung kopi, APBD harus ada di pos-pos ronda. Sehingga paham betul itu semua rakyat. Sehingga transparansi itu jangan hanya lipstik doang, jangan itu hanya slogan-slogan,” jelasnya.
Ade melanjutkan dengan dimekarkan Kabupaten Lebak bagian selatan menjadi Daerah Otonom Baru (DOB) Cilangkahan sebagai upaya tepat untuk dapat memeratakan pembangunan di Provinsi Banten.
“Banten selatan itu sangat luar biasa potensinya. Akan tetapi infrastrukturnya selama ini masih sangat kurang. Dengan adanya pembangunan jalan poros desa itu akan mendorong kemajuan disana,” jelasnya.
Sementara menurut Dimyati, Banten dan persoalan korupsinha juga perlu diperhatikan. Agara dapat dicegah dengan memastikan bahwa pribadi yang akan memimpin, harus terbebas dari masalah hukum.
“Good Corporate Governance (GCG) dapat terwujud dengan baik kalau Clean Government,” katanya.
Berbeda dengan Andra Soni yang dalam debat itu menyingggung soal bagaimana Banten maju, adil, dan merata tanpa korupsi.
Untuk itu tidak boleh lagi ada pengkhianatan kepada rakyat. Tidak boleh lagi ada daerah yang terabaikan.
“Tidak boleh lagi ada masyarakat yang termarjinalkan, no one left behind.Tidak boleh ada masyarakat yang ditinggalkan. Keadilan dan pemerataan harus kita wujudkan. Oleh karena itu, visi dan misi ini merupakan panduan kita,” katanya.