Klik link ini:
Karya besar Ir. Ciputra saat ini, diawali cita-cita besar di masa lalu. Puluhan tahun lalu Ciputra sudah menyiapkan megaproyek Ciputra World Jakarta. Menjadikan Orchard Road Indonesia di kawasan Jalan Prof Dr Satrio, Kuningan Jakarta Selatan.
***
Selama mengikuti dan meliput kegiatan Pak Ci sapaan Ciputra, banyak idenya untuk ditulis. Salah satunya tentang gagasan Pak Ci untuk mewujudkan proyek Ciputra World Jakarta.
Bila kebanyakan orang hanya bermimpi dan terlena, Pak Ci merancang rencana untuk mewujudkan Ciputra World Jakarta dengan kerja keras dan doa. Kawasan elit superblock di Jalan Prof. Dr Satrio Jaksel itu menjadi kawasan orchard roadnya Indonesia.
”Kawasan di Sudirman dan Thamrin sudah tidak mungkin lagi. Satrio adalah yang memungkinkan,” kata Pak Ci.
Setiap kota besar di dunia pasti memiliki jalan komersial namun hingga kini Jakarta belum punya. Posisi strategis Jalan Dr Satrio sangat berpotensi. Mengadopsi konsep orchard road di Singapura dan Ginza di Tokyo Jepang. Mengingat jalan Dr Satrio menjadi pusat komersial elit di Jakarta.
“Kami punya cita-cita cuma satu, ini jalan internasional. Kalau orang luar negeri, belum ke jalan itu berarti belum ke kota itu. Sama halnya nanti dengan Jalan Dr. Satrio yang akan membuat betah para pelancong dan turis berlibur ke Jakarta,” ungkapnya.
Meskipun belum rampung total proyek Ciputra World Jakarta dan keberadaan jalan layang Kampung Melayu-Tanah Abang, Ciputra optimistis Kota Jakarta tambah molek. Nantinya di kawasan itu akan dibangun air mancur seperti bundaran HI.
Proyek garapan Pak Ci tersebut dibangun secara berturut-turut yaitu Ciputra World I, Ciputra Wolrd II dan Ciputra World III. Pak Ci menguraikan sekitar lebih dari 20 tahun lalu ia merintis proyek tersebut.
“Cita-cita kami ketika itu Jakarta harus punya satu kawasan shopping street wisata yang banyak dikunjungi turis,” ungkapnya.
Pengalamannya puluhan tahun lalu membangun kota, terinspirasi dengan kota-kota dunia yang memiliki berbagai ikon properti menarik.
“Membangun dengan 5E Yaitu Enterpreneur, Entertainment, Estetis, Edukasi, dan Efektif”
Ia pernah tinggal di Jepang dua bulan saat menangani proyek Sarinah waktu itu. Ia kagum melihat cantiknya jalan-jalan di area Harajuku yang menjadi kawasan shoping street seperti Ginza.
Pada kesempatan lain pula ia juga menyaksikan eloknya Champ d’Ellyse saat berkunjung ke Paris. Begitu juga dengan kawasan Orchard Road Singapura yang tersohor mendunia. Disukai pengunjung dan turis untuk berwisata belanja.
Lalu membuat Ciputra berpikir Jakarta juga harus memiliki shopping streetnya sendiri. Gagasannya itu selaras dengan ide Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memajukan pariwisata dan perekonomian.
Adanya jalan layang di Kampung Melayu-Tanah Abang, maka arus lalu lintasnya di bawah juga akan lebih rendah. Sehingga cocok untuk kawasan shopping street yang terbentang sepanjang dua kilometer.
Saat itu, kawasan Jalan Satrio sedang dalam tahap pembangunan jalan layang non tol Kampung Melayu-Tanah Abang yang diperkirakan selesai di awal 2013. Jalan Dr Satrio yang akan menjadi Orchard Road Jakarta menghubungkan titik-titik sentral ibu kota menjadi jalan poros Jakarta. Lebar trotoarnya rata-rata 7 meter.
Tak hanya sebagai salah satu penyusun kawasan shopping street, Ciputra World Jakarta juga dijadikan sebuah superblock. Lengkap dengan semua fasilitas untuk perkantoran, pariwisata, hunian, rekreasi, museum, taeter dan geleri kesenian.
“Ada teater dan galeri seni yang mewadahi karya-karya seniman Indonesia untuk lebih berkembang,” paparnya.
Seorang entrepreneur sejati bagi pribadi Ciputra, bukanlah yang hanya asal memiliki impian semata. Namun menghidupkan impian itu menjadi wujud nyata maha karya indah menjadi kebanggaan Jakarta.
Ciputra World Jakarta 2 yang diluncurkan 2011 lalu, meliputi The Orchard Satrio, The Residence, The Fraser Suites Serviced Apartments.
Ciputra World Jakarta 2 juga sebagai green building. Proyek multi-tower yang menempati lahan 3,2 hektare itu, enam puluh persen akan diisi dengan lahan terbuka hijau berupa taman yang asri.
Sebelum dibangun proyek properti tersebut, tanah sudah lama disiapkan. Tapi lantaran krisis moneter tahun 1998 berdampak proyek tersebut tertunda. Masing-masing proyek harus mempunyai tema yang unik.
Di Ciputra World I, temanya adalah seni. Fasilitas theater sedang untuk kapasitas sekitar 1200 orang. Terinspirasi dari kebiasan Pak Ci mengkoleksi lukisan-lukisan.
Salah satu lukisan yang banyak dikoleksi adalah lukisan karya Hendra Gunawan. Yang dikoleksi Pak Ci lebih dari empat puluhan tahun lalu. Koleksinya sekitar 100 lukisan. Ada lukisan besar 2×5 meter, tentang Pangeran Diponegoro. Untuk menjaga koleksi lukisan dan benda seni miliknya, disiapkan museum, art galeri, art show, theater, semuanya unik.
Kemudian, di Ciputra Worl II, terdapat enam menara atau tower. Yang menjadi ciri khas atau keunikannya adalah shopping mall, cafe dan resto berbentuk cincin dan di tengahnya ada taman.
Lalu, di Ciputra World III, yang unik tidak hanya untuk komersial tetapi juga macam-macam fungsi. Seperti untuk eksibisi, konferensi, pertunjukan, auditorium, dan ruang serbaguna.
Membangun mal menurut Pak Ci juga tetap memenuhi 5E yaitu enterpreneur, entertainment, estetis, edukasi, dan efektif. Wujud itu dapat ditemui di kawasan proyek Ciputra World Jakarta.
Selain itu bangunan tersebut merupakan kelanjutan dari proyek mixed use development terbaru di atas lahan seluas 3,2 hektare. Terletak di kawasan segitiga emas Prof. Dr. Satrio, Kuningan Jakarta Selatan.
“Gedung perkantoran ini akan menjadi salah satu ikon bisnis yang prestius di kawasan, Jakarta Selatan,” kata Pak Ci.
Kelak di Ciputra Artpreneur, Ciputra World 1 itu pula alm Ciputra disemayamkan. Dalam damai, Pak Ci dibaringkan dalam peti kayu. Diletakkan di galeri seni dambaanya itu. Disaksikan lukisan yang menjadi dikoleksinya.
Pak Ci menghembuskan nafas terakhirnya di Singapura (27/11/2019). Ribuan pelayat pun berdatangan dari berbagai kota. Deretan karangan bunga setiap hari memenuhi kawasan Ciputra World Jakarta.(yeri vlorida)