Indoposnewsid_Anggota Komisi IX DPR RI Darul Siska menyoroti peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) katastropik yang terus meningkat setiap tahunnya, khususnya yang berdampak serius terhadap anak-anak dan remaja.
Ia menyebutkan bahwa konsumsi Gula, Garam, dan Lemak (GGL) berlebih menjadi salah satu faktor utama yang mengarahkan generasi muda ke dalam risiko tinggi penyakit tersebut, sehingga hal ini sudah menjadi ancaman masyarakat.
Ia juga menekankan konsumsi GGL perlu diwaspadai. Maka dari itu pentingnya edukasi sejak dini untuk mengatasi peningkatan kasus penyakit tidak menular (PTM) katastropik yang semakin marak, terutama yang disebabkan oleh konsumsi gula-gula (GGL) berlebih.
“Karena GGL ini sudah sangat mengancam masyarakat kita. Obesitas, diabetes melitus gitu ya dan juga semua itu harus menjadi perhatian semua pihak mulai dari pendidikan anak dari TK, SD, SMP, SMA, karena mereka harus biasakan waspada terhadap lemak, gula dan garam yang kalau dibiarkan tidak terkontrol akan membawa penyakit PTM tapi sangat berbahaya,” ungkap Darul Siska dalam keterangannnya.
Darul menyerukan agar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Kementerian Perindustrian memperketat pengawasan terhadap produk makanan, khususnya yang diproduksi oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sekitar kawasan pendidikan. Pembinaan dan pengawasan yang ketat akan membantu UMKM dalam memproduksi makanan yang lebih sehat dan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
“Badan POM mengawasi makanan yang beredar dan juga mengawasi kandungan makanan-makanan yang dijual oleh UMKM, nah perindustrian membina UMKM juga sekaligus yang kita harapkan membina UMKM dalam memproduksi makanan yang sehat tentunya yang kadar gula, kadar garam, kadar lemaknya tidak melebihi ambang batas yang dibolehkan bagi seseorang untuk memakan,” pungkas Politisi Fraksi Partai Golkar ini.
Ia juga menyatakan bahwa Dinas Kesehatan setempat perlu melakukan penyuluhan secara rutin kepada sekolah-sekolah untuk meningkatkan kesadaran pembatasan konsumsi GGL pada generasi muda.
“Iya Dinas Kesehatan mengedukasi orang di sekolah. Di sekolah itu kan ada guru piket segala macam ya jadi masing-masing sekolah itu masih ada yang bertanggung jawab untuk mengontrol makanan di sekitar sekolah yang diperjualbelikan oleh pengusaha-pengusaha kita,” tuturnya.
Baginya perlu kebijakan terpadu serta kolaborasi yang kuat antara pemerintah, industri, dan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan ini.
“Kita minta ada kebijakan yang terpadu gitu, semuanya instansi yang terkait itu masing-masing jelas. Hal itu untuk membentuk kesadaran masyarakat dan dari kesadaran itu dia punya kemampuan untuk mengontrol dirinya sendiri agar dia tidak memakan makanan yang berbahaya dari segi gula, garam dan lemak,” jelasnya.
Darul Siska berharap bahwa langkah-langkah ini akan diterapkan segera dan memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan PTM katastropik serta melindungi kesehatan masyarakat, terutama generasi muda yang menjadi perhatian utama.