Indoposnewsid_Komisi Informasi dan Komunikasi (Infokom) Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar Halaqah Ke-17 Siaran Ramadan 1145 H/2024 M. Mengusung tema Merajut Persatuan Umat Melalui Siaran Ramadan Yang Bermartabat di Kantor Dewan Syariah Nasional MUI, Jakarta Pusat, Rabu (21/2).
Ketua Komisi Infokom MUI, KH Mabroer MS menyebut Halaqah ke-17 ini bertujuan untuk menjadi forum edukasi bagi masyarakat melalui lembaga penyiaran.
“Halaqah ini adalah sebuah forum untuk mencari titik temu yang bisa kita lakukan bersama-sama untuk mengedukasi masyarakat melalui lembaga penyiaran,” ujar KH Mabroer dalam keterangannya.
Acara dihadiri Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Lembaga Penyiaran baik Televisi dan Radio ini menjadi momentum penting dalam mengeksplorasi peran lembaga penyiaran dalam menyebarkan pesan keagamaan yang bermutu.
Lembaga penyiaran menjadi faktor utama dalam penyebar informasi, sehingga diperlukan etika dan moral sebagai landasan utama.
“Lembaga penyiaran menjadikan etika dan moral sebagai landasan utama dalam konten, terutama di bulan Ramadan, sehingga dapat meminimalisir konten yang tidak bermanfaat,” kata KH Mabroer.
Ia menegaskan bahwa bulan Ramadan seharusnya diisi dengan kegiatan yang mencerahkan, bukan menyesatkan, terutama bagi generasi muda.
“Lembaga penyiaran memiliki peran penting dalam mengarahkan perubahan menuju Indonesia yang lebih baik, sementara MUI bertugas mengawal,” tambah KH Mabroer.
KH Mabroer berharap, Ramadan di tahun politik ini tetap berjalan dengan damai.Tahun 2024 menjadi tahun politik, dan harapan besar tersemat bahwa proses tersebut dapat berjalan dengan damai. Disini, peran lembaga penyiaran dan MUI sangatlah krusial.
KH Mabroer berharap, pesan dalam halaqah dilakukan bukan hanya di media massa namun juga di media sosial.
“Saya mengajak bukan hanya radio dan televisi, tetapi juga platform digital seperti Youtube, Instagram, dan media sosial lainnya untuk ikut serta dalam menyebarkan pesan-pesan Ramadan yang bermartabat,” tegas KH Mabroer